Dalam tradisi pernikahan adat Jawa, jajanan hantaran memiliki makna yang mendalam. Berikut beberapa jenis jajanan yang wajib ada di hantaran pernikahan adat Jawa, 1. Wajik, 2. Lapis, 3. Jenang, 4. Jadah, 5. Lemper
Category Article 1
| 55 Views
Pernikahan merupakan momen sakral yang sarat dengan tradisi dan adat istiadat, khususnya dalam budaya Jawa. Setiap langkah dalam prosesi pernikahan tidak hanya sekedar ritual, tetapi juga membawa filosofi dan makna yang mendalam. Salah satu elemen penting dalam adat ini adalah jajanan hantaran, yang diberikan oleh kedua mempelai.
Menariknya, terdapat ketentuan khusus mengenai jenis kue yang harus disajikan, baik dari mempelai pria kepada wanita maupun sebaliknya. Hal ini mencerminkan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat Jawa, di mana jajanan hantaran tidak hanya berfungsi sebagai simbol, tetapi juga sebagai ungkapan harapan dan berkah untuk kehidupan baru yang akan dijalani.
Yuk, ketahui beberapa jenis jajanan apa saja yang wajib ada di hantaran pernikahan adat Jawa berikut ini!
Dalam tradisi pernikahan adat Jawa, jajanan hantaran memiliki makna yang mendalam. Berikut adalah lima jenis jajanan beserta filosofi yang menyertainya:
Kue wajik merupakan jajanan yang wajib ada di hantaran pernikahan, karena jajanan ini menjadi simbol kebersamaan dan kesuburan. Terbuat dari beras ketan yang ditumbuk halus, kue ini dicampur dengan santan, gula merah, dan daun pandan, memberikan rasa manis yang melambangkan kebahagiaan.
Jajanan ini biasanya disajikan dalam acara lamaran atau pernikahan yang menjadi simbol ungkapan harapan agar pasangan yang menikah senantiasa hidup rukun dan harmonis. Selain itu, proses pengukusan jajanan yang cukup lama dan membutuhkan ketelitian mencerminkan kesabaran dan ketekunan dalam membangun rumah tangga yang bahagia
Dalam tradisi pernikahan adat Jawa, jajanan hantaran memiliki makna yang mendalam. Selain kue Wajik, jajanan hantaran selanjutnya ada Kue Lapis yang biasanya dibawa saat acara lamaran.
Kue ini terbuat dari campuran tepung beras, santan, garam, tepung tapioka, dan pewarna makanan, menciptakan warna yang beragam dan menarik. Tekstur kue yang kenyal dan lengket melambangkan ikatan cinta yang kuat antara kedua calon mempelai. Setiap lapisan kue ini bukan hanya menggugah selera, tetapi juga merepresentasikan perjalanan cinta yang penuh warna, saling melengkapi dan berjalan harmonis.
Selain kue Wajik dan Lapis, Jenang juga menjadi salah satu jenis kue tradisional yang biasanya wajib ada di hantaran lamaran. Khususnya dalam acara lamaran pernikahan adat Jawa. Teksturnya juga lembut dan lengket karena dibuat dari campuran bahan tepung beras dan tepung ketan dan proses pembuatannya memerlukan waktu berjam-jam.
Proses pembuatan kue ini mengandung filosofi yaitu menghadapi kehidupan rumah tangga itu tidak mudah dan tak boleh berputus asa. Kue jenang juga dibuat secara gotong royong, yang menandakan bahwa dalam rumah tangga harus ada kerjasama.
Selain itu teksturnya yang lengket, mengandung filosofi agar lamaran yang sudah dilakukan awet bertahan hingga ke jenjang pernikahan dan seterusnya hingga kakek nenek.
Jika jajanan yang wajib ada di hantaran sebelumnya identik dengan teksturnya yang lengket, sekarang beralih ke jajanan yang memiliki citarasa manis dan asin, yaitu kue Jadah. Sudahkah Anda mencicipi kelezatan jajanan ini? Jadah juga menjadi jajanan yang wajib dibawa dalam hantaran lamaran bagi calon pengantin pria yang bersuku Jawa.
Terbuat dari tepung ketan, jajanan ini menawarkan kombinasi rasa manis dan asin yang unik. Proses pembuatannya dimulai dengan mengukus bahan, kemudian ditumbuk halus, dicetak, dan diiris.
Dalam tradisi Sunda, jajanan ini dikenal sebagai kue ulen atau uli. Jadah menggambarkan keseimbangan dalam kehidupan pernikahan, di mana dua rasa yang berbeda dapat bersatu harmonis.
Dan yang terakhir ada kue Lemper, ini adalah jajanan yang tak boleh terlewatkan dalam hantaran pernikahan. Meski terlihat sederhana, kue ini menjadi favorit banyak orang karena cita rasanya yang lezat.
Jajanan ini terbuat dari beras ketan yang diisi dengan abon sapi atau suwiran ayam, lemper memiliki tekstur lengket yang mengenyangkan. Filosofi dari lemper adalah harapan agar kedua pengantin selalu dekat dan lengket satu sama lain, seperti tekstur lemper, hingga maut memisahkan.
Jenis jajanan hantaran di atas, tentu tidak hanya menggugah selera saja, tetapi juga mengandung makna yang dalam. Disamping itu, sekaligus menjadi simbol harapan dan doa untuk kebahagiaan pasangan pengantin dalam menjalani kehidupan bersama. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Viral! Begini Cara Praktis Membuat Goreng Garem Khas Betawi